Ini dia sepuluh buah tips dan obat kuat untuk penghilang dan pembasmi ilusi. Istilah ‘ilusi’ yang saya maksud di sini tidak sekedar tentang ‘rasa takut untuk melakukan aksi hit‘ seperti yang biasa dikenal dalam Solusi Romansa, tapi juga berbagai rasa takut, cemas, tegang dan ekspresi parno lainnya yang sering kita hadapi dalam hidup sehari-hari. Hari ini saya bersalah untuk kedua kalinya menulis entri yang tidak mungkin terbaca selama 90 detik.
Ketika berada di situasi yang asing atau aneh, salah satu bagian di otak kita, dikenal dengan nama amygdala, mengirimkan pesan “Hei, kode merah! Boss melihat sesuatu di depan, ada kemungkinan bahaya..” ke kelenjar adrenal. Detik itu juga, dosis adrenalin segera meluncur di dalam darah yang membuat tubuh kita meregang siaga untuk respon Fight or Flight: kurang lebih Fight berarti bertarung melawan jika sang ancaman rasanya bisa dilawan, sementara Flight berarti berlari menghindar jika merasa terpojok.
Parno dan ilusi kecemasan sebenarnya muncul karena sistem tubuh dan pikiran kita sedang mengalami konflik: tubuh sudah siap beraksi tapi anehnya tidak menemukan siapa yang harus dilawan ataupun untuk apa harus berlari. Sinyal ancaman bahaya yang dikirim oleh amygdala ternyata bersifat abstrak alias tidak benar-benar nyata alias alarm palsu. Karena sudah banyak dosis adrenalin yang sudah terlanjur dipompa ke dalam darah, otak pun terpengaruh untuk mulai menciptakan berbagai pikiran-pikiran menakutkan. Demikian lahirlah ilusi dan anxiety, seperti yang dijelaskan oleh Psyche Education berikut ini:
“One of these physical events associated with fear is often called the ‘fight or flight’ reaction: increased heart rate and force of each beat (pounding heart); increased muscle tension that can even cause tremors; sweaty but cold palms; and even nausea. The brain structure which appears to be at the very center of most of the brain events associated with fear is the amygdala.“
Jadi secara teori, cara untuk mengatasi ilusi adalah dengan menjaga amygdala agar berhenti mengirimkan sinyal bahaya dan mengalihkan perhatian otak bagian depan (frontal lobes). Lalu bagaimana prakteknya?
Saya akan bongkar semuanya, jadi baca saja keduabelas tips berikut:
1. Pukul telapak tangan kiri Anda dengan kepalan tangan kanan sekeras-kerasnya.. Rasa sengatan sakit akan menghilang setelah dua detik, dan tubuh memproduksi hormon endorfin yang meredakan kecemasan dan depresi. Ini sama efeknya mengapa Anda merasa jauh lebih berani untuk ngehit sehabis aktivitas olahraga atau fitness. Inilah versi saya untuk istilah “No pain, no gain.” ;)
2. Memutar bola mata. Maksud saya adalah menggerakkan pandangan melingkar searah jarum jam, lalu melingkar berlawanan arah jarum jam. Lakukan masing-masing lima kali, tanpa ikut menggerakkan kepala. Ini adalah tehnik yang saya reverse-engineer dari hasil penelitian Prof. Talma Hendler yang menyatakan, “The amygdala, the region of the brain in which emotions are located, was significantly more active when the subjects’ eyes were closed.” Gerakan ekstrim pada mata akan membuat kesadaran spasial dan visual Anda meningkat, frontal lobes tersibukkan, dan amygdala tidak aktif lagi.
3. Ledakkan adrenalin Anda. Dengan sengaja tegangkan sekeras mungkin seluruh otot di tubuh Anda selama dua detik sampai seperti ingin meledak pecah, dan pada detik ketiga lepaskan seketika sambil berjalan menuju target Anda. Seluruh properti fisik dan mental Anda akan lemas mengendur, amygdala pun sudah ‘malas dan menyerah’ sehingga Anda terbebas dari kekangan ilusi selama beberapa menit. Solusi yang paling efektif untuk kondisi ngehit.
4. Berteriak di dalam kepala. Memang terdengar konyol, tapi saya serius. Katupkan mulut Anda serapat-rapatnya dan berteriaklah di dalam kepala sambil menahan napas selama mungkin. Secara otomatis Anda akan terbayang suara Anda sendiri yang menggelegar memenuhi rongga kepala, mengusir dan mengalahkan semua keributan ilusi-ilusi parno yang sebelumnya bercokol di sana. Hasilnya? Setelah berhenti teriak, kepala Anda sunyi senyap dan kudus seperti malam natal.. :p
5. Mengucapkan apa yang Anda takutkan secara berulang-ulang selama sepuluh menit. Ini adalah tehnik dari para ahli Cognitive Therapy, seperti Dr. Robert Leahly, yang berkata bahwa jika kita terus mengucapkannya berulang kali dengan lambat di dalam hati, maka pikiran kita akan merasa bosan dan menolaknya sendiri. Ide yang bagus untuk kecemasan secara umum, tapi mungkin tidak efektif dilakukan dalam situasi ngehit karena prosesnya terlalu lama.
6. Paksa diri Anda untuk bergerak. Terserah sekedar merubah posisi badan atau berpindah lokasi, apapun itu Anda harus bergerak agar otot tubuh Anda tidak keras kaku akibat adrenalin. Semakin tubuh Anda kaku, semakin pikiran Anda diliputi ilusi dan kecemasan. Simak penjelasannya dalam video keempat di halaman ini. Untuk situasi ngehit dan Anda sedang bersama dengan sahabat, suruh ia mendorong Anda sekeras mungkin ke arah target yang ingin didekati.
7. Membuat tato mental di sisi pelipis kanan. Pilih salah satu ilusi yang muncul di kepala Anda, tentukan namanya (mis. takut ditolak), lalu sentuh pelipis kanan Anda dengan tangan sambil membayangkan nama ilusi itu ditato di sana. Ini adalah tehnik yang saya gabungkan dari konsep Neuro-Linguistic Programming dengan hasil penelitian Matthew Lieberman (“The brain’s catharsis centre is a region called the right ventrolateral prefrontal cortex, which lies next to the right temple. When this is activated, it suppresses activity in the amygdala. The more that region is activated, the less activity you see in limbic regions that are involved in emotional processing, so you’ll see less activity in the amygdala. The more prefrontal activation you see the less the amygdala responds,“) serta artikel terkait lainnya.
8. Menggoreskan jari seolah-olah membuat tato logo NIKE di pelipis kanan Anda. Ini tidak perlu saya jelaskan lagi karena hanya sebuah variasi dari poin sebelumnya. Anda bisa mengganti logo NIKE dengan simbol-simbol apa saja bisa yang membuat Anda lebih merasa tenang dan terkendali. Kadang, semakin banyak, semakin baik.
9. Akting menguap dalam gerakan slow motion. Buka rahang selebar-lebarnya dan gerakkan tangan untuk menutup mulut, tarik nafas hingga perut penuh, lalu selesaikan dengan mengeluarkan nafas, menutup mulut dan tangan kembali ke posisi semula. Lakukan semuanya selambat mungkin dan semenyakinkan mungkin. Tubuh akan terkondisi melepas tekanan dan pikiran menurunkan volume suara ilusi.
10. Ucapkan dan lengkapi kalimat ini, “Ilusi _______ ini berguna bahkan menyenangkan karena membuat saya _______. Amin!” Ini adalah tehnik psikologis, dikenal dengan istilah reframing, yang mengubah struktur kognisi di frontal lobes. Penutupan dengan kata ‘amin’ juga menambah kekuatan/ketenangan karena itu adalah simbol campur tangan metafisik.
11. Terima dan hadapi dengan senyuman lebar. Ilusi, kecemasan, ketakutan, dan rasa panik hanya menggigit jika Anda berusaha berlari darinya. Majalah Scientific American menyatakan bahwa otot wajah yang tersenyum dapat meredakan aktifivitas respon di amygdala.
12. Mencari sesuatu yang lucu dari orang yang hendak Anda dekati, lalu menertawakannya dengan singkat. Saya reverse-engineer tehnik ini dari penelitian Elizabeth Kensinger, seorang psikolog Boston College, yang menemukan, “… that when people viewed negative images, the amygdala was especially active,” dan dikombinasikan poin sebelumnya.
Seringkali kita berpikir bahwa pikiran-pikiran negatif membuat kita terbayang ilusi cemas dan ketakutan. Salah besar! Pikiran itu sendiri, tidak peduli seberapa buruk atau negatifnya, tidak dapat membuat kita merasa tertekan dan anxious. Kita baru terpengaruh jika kita tunduk mempercayainya. Kita bahkan terpengaruh semakin parah jika berusaha menentang dan mematahkan logikanya.
Pikiran negatif tidak perlu dilawan atau dimusuhi; dia bukan musuh Anda. Ia tidak lebih dari sekedar tawaran informasi saja dan Anda tetap memiliki kebebasan untuk mengikutinya atau menyibukkan diri akan informasi lainnya. Keduabelas tips di atas adalah varian manipulasi mental yang dapat Anda gunakan jika memilih pilihan kedua. Tidak perlu melakukan semuanya, karena masing-masing orang memiliki satu dua tehnik yang paling cocok untuk dirinya.
Jadi jika Anda terjerat ilusi, jangan salahkan amygdala yang keliru memberikan sinyal alarm. Salahkan diri Anda yang tidak mengingat satu pun tehnik di artikel hari ini.
Sabtu, 16 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar