Tidak banyak orang yang menyadari bahwa berbagai referensi self-development dan self-help serta psikologi populer -baik dalam bentuk buku, tayangan video, MP3 dan audio book, maupun seminar/pelatihan- mengandung banyak racun yang justru membuat dirinya menjadi kerdil, kebingungan, berjalan di tempat, dan bahkan apatis. Apakah Anda pernah merasa demikian?
Dalam artikelnya yang berjudul Perspectives on self-help and bibliotherapy: You Are What You Read, diterbitkan dalam Handbook of Counselling Psychology, L. Craighead menuliskan tiga potensi bahaya yang terdapat dalam buku atau program pengembangan diri sebagai berikut:
“First, people may falsely label themselves as psychologically disturbed. Second, people may misdiagnose themselves and use material that deals with the wrong problem. Third, they may not be able to evaluate a program and may select an ineffective one.“
Ketiga hal di atas dapat membuat Anda memiliki masalah-masalah baru yang lebih parah dibandingkan sebelum membaca buku tersebut. Baru-baru ini saja dua orang meninggal dunia dan sembilan belas lainnya dirawat di rumah sakit dalam acara retreat seminar dari salah seorang guru The Secret.
Atau dalam kasus lain, seringkali sebenarnya Anda berada dalam kondisi yang stabil dan sehat, namun gara-gara iseng membaca sebuah penjelasan atau mencoba sebuah kuesioner pengembangan diri, Anda jadi depresi karena dinyatakan memiliki gangguan atau masalah tertentu.
Tapi ada satu lagi racun yang jarang disadari, yakni timbulnya keyakinan delusional bahwa sekedar mengkonsumsi materi pengembangan diri akan dengan sendirinya mengubah diri Anda menjadi lebih baik.
Catat baik-baik bahwa buku dan program tersebut hanya bertugas untuk memotivasi Anda, tapi ia tidak dapat mengubah Anda menjadi lebih baik! Rasa bahagia dicerahkan, terlengkapi, berpengetahuan, dsb yang Anda rasakan itu bukanlah bukti bahwa Anda sudah berubah dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Itu hanyalah euforia sesaat yang memang diciptakan oleh berbagai referensi self-help dengan tujuan menempatkan Anda dalam kondisi psikologis dan kognitif yang subur untuk sesegera mungkin melakukan aksi perubahan.
Euforia bukanlah perubahan itu sendiri. Ia hanya pintu gerbang menuju kualitas dan transformasi yang Anda sebenarnya inginkan. Jadi jika Anda hanya berhenti di sana, tidak heran Anda sedikit sekali melihat perubahan permanen. Anda hanya akan menjadi seorang pecandu pengembangan diri yang hidup mengejar sensasi ilmu-ilmu baru tanpa pernah mempraktekkannya.
Setiap produk pengembangan diri di luar sana menjanjikan kesegaran, kedamaian, kesembuhan, kebebasan, kesuksesan, kebahagiaan, dan kesempurnaan hidup. Tapi berdasarkan pengamatan pribadi saya selama bertahun-tahun hingga hari ini, terlalu sedikit sekali pembaca yang berhasil mengalami hal-hal yang dijanjikan tersebut ditingkat yang lebih nyata daripada sekedar euforia sesaat.
Saya beritahu satu rahasia, saya jauh lebih banyak menangani kasus orang yang terjebak, terjerembab, dan teracuni oleh materi-materi pengembangan diri dibandingkan menangani orang polos yang memang tidak mengkonsumsi hal demikian. Mereka biasanya merasa sudah tahu apa yang harus diperbuat berkat pengetahuan buku dan pelatihan yang mereka ikuti, bahkan bisa mendekonstruksi sendiri kesulitan yang mereka sedang alami, namun anehnya tetap tidak mampu mengeluarkan diri dari kondisi tersebut.
Alasannya sederhana, bukannya sibuk mempraktekkan pengetahuan dan inspirasi yang baru saja mereka dapatkan, mereka malah sibuk sibuk mencari ilmu canggih, tehnik cepat, poin inspirasi, langkah praktis, atau sistem terobosan yang lebih manjur lainnya.
Tulisan-tulisan tersebut terlihat begitu indah dan ajaib sehingga tanpa disadari malah meracuni pikiran Anda. Sama seperti betapa konyolnya seseorang jika ia merasa sudah menyelamatkan dunia setelah menonton film Superman, demikianlah konyolnya jika Anda merasa sudah menjadi lebih baik setelah membaca buku-buku pengembangan diri.
Kita terbiasa menipu diri sendiri, teryakini dan memimpikan peningkatan kualitas hidup akan terjadi sebagai akibat langsung dari menghapal, mencatat berbagai rumus indah yang diberikan oleh para pelatih dan konsultan sukses. Seiring waktu, kita menjadi serba-tahu-segalanya, sekaligus kewalahan karena harus menyimpan teori yang kadang saling bertolak belakang, lalu akhirnya merasa bingung mengapa tidak pernah melihat buah yang nyata.
“Self-help books offer different possible moves for different games. They point the reader toward the game, invite him or her to define a strategy and then to go out to do what is necessary to actualize it.“
Renungkan berapa banyak program pengembangan diri, self-help, psikologi populer, dan referensi inspirasi dan motivasional lainnya yang pernah Anda konsumsi sampai hari ini, lalu jawab dengan jujur apakah Anda sudah mempraktekkan setidaknya setengah dari apa yang sudah Anda ketahui itu…
Saya tidak akan memberikan poin atau rumus apapun hari ini. Anda hanya perlu berhenti membuang waktu, uang, dan tenaga Anda demi ilmu-ilmu baru. Praktekkan apa yang sudah Anda baca. Titik.
Lakukan sekarang, prajurit, ini perintah!
Sabtu, 16 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar