Sabtu, 26 Desember 2009

Di saat hidup ini menyakitkan cobalah tertawa...

Dalam tahun pertama saya di Thailand, kami sering pergi dari vihara yang satu ke vihara yang lainnya naik truk, duduk di bak belakangnya. Bhikkhu senior duduk di tempat yang paling nyaman, tentu saja, di depan. Kami bhikkhu-bhikkhu junior duduk berjejal di bangku kayu yang keras di belakang. Di atas bak belakang tersebut terdapat kerangka besi yang rendah, yang di atasnya dilapisi terpal untuk melindungi kami dari hujan dan debu.

Jalanannya semua tanah (bukan aspal), tidak terpelihara. Ketika rodanya melintasi sebuah lubang, truk jatuh ke bawah dan bhikkhu-bhikkhu terlompat ke atas. Jeduk! Sudah beberapa kali kepala saya terbentur kerangka besi itu. Tambahan lagi, sebagai bhikkhu yang gundul, saya tidak memiliki “pelindung” yang mengurangi efek benturannya.

Saya memaki setiap kali kepala saya terbentur –dalam bahasa Inggris tentunya, supaya bhikkhu-bhikkhu Thai itu tidak mengerti. Tapi ketika bhikkhu-bhikkhu Thai yang terbentur kepalanya, mereka hanya tertawa! Saya tidak mengerti. Bagaimana mungkin anda bisa tertawa di saat kepala anda sakit terbentur sebegitu keras? Mungkin, pikir saya, bhikkhu-bhikkhu Thai itu sudah terlalu sering terbentur kepalanya sehingga ada kerusakan otak.

Sebagai bekas seorang ilmuan, saya memutuskan untuk melakukan percobaan. Saya mencoba untuk tertawa, seperti halnya bhikkhu-bhikkhu Thai, sewaktu kepala saya terbentur lain kali, untuk mengetahui bagaimana rasanya. Tahukan apa yang saya temukan? Saya menemukan bahwa jika anda tertawa ketika kepala anda terbentur, sakitnya berkurang banyak.

Tawa membuat hormon endorphin dilepaskan ke aliran darah anda, yang merupakan pereda sakit alami. Hormon itu juga memperkuat system kekebalan tubuh anda untuk melawan infeksi. Jadi tertawa sewaktu anda kesakitan itu memang menolong. Kalau anda masih tidak percaya, coba sendiri di lain kali saat kepala anda terbentur.

Percobaan ini mengajarkan saya bahwa di saat hidup ini menyakitkan, sakitnya berkurang kalau anda melihat sisi lucunya dan mencoba tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar