Sabtu, 26 Desember 2009

Keyakinan Umat Buddha

Pentingnya Keyakinan
Sebagai umat Buddha, kita tentunya mempunyai keyakinan terhadap Buddha, Dharma dan Sangha. Namun, dalam Agama Buddha, keyakinan yang harus dimiliki tidak sama dengan keyakinan dalam agama lain. Sebelum membahas lebih lanjut bagaimana keyakinan (saddha) dalam agama Buddha, kita harus tahu bahwa keyakinan sangat penting bagi pengembangan dan pelatihan batin sehingga membawa kebahagiaan. Di dalam Anguttara Nikaya III, 206 disebutkan bahwa keyakinan terhadap agama Buddha merupakan salah satu dari lima ‘kekayaan’ yang dimiliki oleh seorang umat Buddha. Di dalam Anguttara Nikaya III, 127 juga disebutkan bahwa umat Buddha harus mengembangkan keyakinan terhadap ajaran Buddha.

Mengapa keyakinan penting? Sesuai dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan, keyakinan atau Saddha dapat membentuk pikiran benar dengan pengembangan ke dalam diri. Sedangkan pengembangan pikiran cinta kasih (metta), pikiran melepas dan memberi (dana) dan pikiran welas asih (karuna) adalah pengembangan pikiran benar secara aktif seperti yang disebutkan di dalam Samyutta Nikaya 45.8 dengan objek pelatihan ke luar yang melibatkan orang lain. Jadi Saddha (keyakinan) merupakan suatu bentuk pelatihan pikiran benar yang dikembangkan hanya dengan pikiran sendiri tanpa melibatkan orang lain. Jadi keyakinan merupakan salah satu aspek yang mendukung pikiran benar.

Keyakinan sangat penting karena mendorong kita untuk membuktikan sendiri ajaran Buddha. Dilukiskan oleh Nagarjuna bahwa keyakinan mendahului pemahaman karena tanpa keyakinan bagaimana bisa memahami. Namun, keyakinan dalam agama Buddha bukan sekedar keyakinan terhadap suatu makhluk tertinggi yang akan menyelamatkan kita jika meyakininya. Untuk mencapai pencerahan sebagai makhluk suci (arahat), keragu-raguan juga perlu dilenyapkan dengan keyakinan terhadap kebenaran realitas dunia ini (Dharma).

Keyakinan Sudut Pandang Buddhis

Keyakinan dalam agama Buddha disebut Saddha. Objek keyakinan dalam agama Buddha ada tiga, yaitu:

1. Buddha
2. Dharma
3. Sangha

Perlu diingat bahwa keyakinan terhadap Buddha, Dharma maupun Sangha bukanlah keyakinan terhadap bentuk objeknya, seperti patung, kitab suci, atau biksu. Namun, keyakinan yang benar adalah keyakinan terhadap makna dibalik simbol tersebut, seperti keyakina terhadap Buddha mewakili keyakinan terhadap seorang guru (Buddha) yang perlu diteladani. Beliau mencontohkan bagaimana perilaku-perilaku yang baik (sila), ucapan yang bermanfaat, pikiran yang positif. Keyakinan terhadap Dharma juga bukanlah keyakinan buta terhadap ajaran yang tertulis dalam kitab suci. Keyakinan terhadap Dharma adalah keyakinan terhadap ajaran Buddha yang diwujudkan melalui praktik nyata dan langsung. Keyakinan terhadap Sangha mewakili keyakinan terhadap kemampuan setiap orang untuk mencapai tahap pencerahan seperti Buddha. Keyakinan terhadap Sangha juga mempunyai makna bahwa kita perlu menyebarkan kebenaran kepada orang lain agar berada di dalam jalan pelatihan spiritual.

Ciri-ciri Keyakinan Dalam Buddhis

Seperti yang telah disebutkan, keyakinan dalam Agama Buddha mempunyai bentuk yang berbeda dengan keyakinan dalam agama lain. Ada 2 ciri keyakinan dalam buddhis, yakni:

1. Membuka pandangan; meliputi keterbukaan dan keingintahuan
2. Praktik; meliputi ritual (puja) dan pelaksanaan moralitas (sila) yang benar

Membuka pandangan adalah ciri yang membedakan keyakinan dalam buddhis dengan yang lain. Umat Buddha berkeyakinan dengan mendasarkan pikiran yang terbuka terhadap ajaran lain. Bila tidak disertai dengan keterbukaan, keyakinan dalam Agama Buddha akan sama dengan agama lain. Membuka pandangan dengan kebijaksanaa akan menghindari kefanatikan umat Buddha. Keyakinan menghindari kebijaksanaan berkembang menjadi skeptisme berlebihan yang bersumber dari ego. Jadi dalam keyakinan dibutuhkan suatu pandangan benar yang sejalan dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Pandangan benar yang akhirnya akan membuka wawasan kebijaksanaan yang murni dan tidak ternoda yang akan membawa kepada pencerahan sejati.

Pratik adalah bentuk keyakinan dalam buddhis. Praktik berdasar keyakinan dapat diwujudkan melalui tindakan nyata. Bentuknya adalah implementasi ajaran Buddha dalam perbuatan, ucapan dan pikiran yang benar. Moralitas dilaksanakan sebagai wujud keyakinan. Selain itu, praktis keyakinan bisa diwujudkan melalui ritual (puja). Tentunya ritual yang dilaksanakan dilakukan dengan pemahaman yang benar. Ritual dapat meningkatkan keyakinan, namun jangan menjadi ikatan dan salah pengertian. Ritual yang baik adalah perenungan terhadap perbuatan yang dilakukan selama ini dan pengembangan pikiran penuh cinta kasih, welas asih, dan kebijaksanaan.

Daftar Pustaka

Dhammika, Ven. S. 2004. Dasar Pandangan Agama Buddha. Surabaya: Yayasan Dhammadipa Arama.

Sangharakshita, Ven. 2004. Jalan Mulia Berunsur Delapan. Jakarta: Karaniya.

Wijaya, Willy Yandi. 2008. Pandangan Benar. Yogyakarta: Insight Vidyasena Production.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar