Sabtu, 26 Desember 2009

Sankhata Dhamma & Asankhata Dhamma

Jika kita berusaha melihat dari sudut pandang Svabhava Dhamma [Buddhism's helichopter eyes], bahwa semuanya adalah Dhamma, tanpa kecuali. Maka ada 2 pembagian paling mayor: Sankhata Dhamma & Asankhata Dhamma.
1) Sankhata Dhamma => hakikat berkondisi
2) Asankhata Dhamma => hakikat tidak/tanpa berkondisi
Definisi & batasan dari "kondisi" adalah:
a) proses
b) paduan

Sankhata Dhamma dipilah menjadi 2 unsur paling mayor: nama & rupa [materi]...
a.. Nama dipilah menjadi 2 unsur paling mayor:
1.. Citta => kesadaran/pikiran
2.. Cetasika => faktor bathin [ada 52]
a.. contohnya manusia, secara hakiki bathin, kita cuma paduan & proses dari kedua unsur ini...
b.. Rupa atau materi dipilah menjadi 4 unsur paling mendasar:
1.. padatan
2.. cairan
3.. panas
4.. gerak
a.. bahkan unsur yg lebih kecil dari ion, yaitu quarts [dlm Bhs Pali disebut PARAMANU], pun setidak²nya memiliki 4 unsur mendasar ini...
Secara hakikat kebenaran sesungguhnya [Paramatha Sacca], manusia adalah paduan nama & rupa yg berproses... Artinya apapun yg ada di dalam alam semesta ini [Sankhata Dhamma], merupakan proses dari unsur² pokok di atas...

Nah, kemudian apakah yg Asankhata Dhamma? Itulah Nibbana ~ tanpa kondisi [tiada paduan maupun proses]; nah, dengan pengertian di atas ~ maka kiat apapun, apalagi menggunakan pendekatan logika utk mendiskripsikan Nibbana adalah hal yang justru akan mengaburkan Nibbana itu sendiri. Sdr CC.sen benar sekali ~ bahwa mustahil bagi kita yg merupakan "produk"nya Sankhata kemudian berusaha membicarakan Asankhata...

Mengutip dari beberapa penjelasan di literatur Tipitaka Pali, maka Nibbana merupakan OBYEK BATHIN ~ yang bisa direalisasikan apabilan LOBHA, DOSA, & MOHA TELAH PADAM TOTAL. Ada 2 point penting:
1) Obyek bathin...
2) Padam totalnya lobha, dosa, & moha...

Inilah yg dialami Pertapa Gotama setelah Beliau mencapai Sammasambodhi ~ yang pada penerjemahan umum dikatakan "menikmati" atau "memasuki" Nibbana ~ kedua penerjemahan ini bisa mengakibatkan bias pengertian. Mungkin lebih tepat dikatakan: mengalami/merealisa sikan obyek bathin Nibbana.
Demikian juga dengan Arahat; karena sudah terbebas total dari lobha, dosa, & moha ~ maka bisa mengalami obyek bathin Nibbana jika berkenan. Di luar obyek bathin itu, nama & rupa para Arahat hanya berproses fungsional [sebagaimana ada adanya] atau dalam Bhs Pali disebut Kiriya... Artinya proses yg tidak dimotori oleh lobha, dosa, & moha.

Nah, bicara tentang Nibbana ~ bagi kita semua yg masih ada pada kategori Sankhata Dhamma & juga sebagai produsen: lobha, dosa, & moha ~ mustahil lah jadinya... Sang Bhagava sudah mendedikasikan semuanya utk membuka tabir Svabhava Dhamma; para Ariya Sangha sudah merealisasikan jalan yg ditunjukkan Sang Bhagava; dengan keyakinan inilah kita senantiasa berupaya utk sedikit demi sedikit mengikis lobha, dosa, & moha ~ karena 3 akar inilah yg menjadi poros utama yg menggerakkan roda Paticcasamuppada ~ padam-totalnya 3 akar inilah yg akan menjadi "syarat" utama perealisasian Nibbana [Asankhata Dhamma].
Pesan sponsor sehubungan dgn pengikisan lobha, dosa, & moha dikit demi sedikit: JUST DO IT...

Sukhi Hotu,

Gunasaro
* * * * * *
Post: Milis SP~22 Maret 2007
==================

1 komentar: